Kementerian Bappenas berkolaborasi dengan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) dan DinarStandard menyelenggarakan The Global Launch of The State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025 1st Decade of Indonesia Halal Lifestyle Center.
Laporan SGIE 2024/2025 mengangkat tema: “From Crisis to Catalyst: Evolving Islamic Economy Opportunity” (Dari Krisis Menjadi Katalis: Mengembangkan Peluang Ekonomi Islam), yang mencerminkan momentum optimalisasi potensi ekonomi syariah untuk mendukung perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan di tengah berbagai krisis global yang tengah terjadi.
Peluncuran SGIE Report dihadiri secara luring oleh Wakil Presiden RI Ke-13 – Ma’ruf Amin, Menteri Agama RI – Nasaruddin Umar, Kepala BAPPENAS – Rachmat Pambudy, Reem El Shafaki – Partner Dinar Standard, dan Sapta Nirwandar – Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center. Acara tersebut disiarkan juga secara virtual melalui kanal Youtube Bappenas dan situs Salaam Gateway. Agenda ini juga dilengkapi dengan sesi diskusi panel.
Rachmat Pambudy menyampaikan bahwa arah kebijakan penguatan ekonomi syariah telah dimuat sebagai salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global, yang ditandai dengan posisi pertama dalam pemeringkatan Global Islamic Economy Index, yang dipublikasikan setiap tahun melalui SGIE Report.
Menurut Ma’ruf Amin, laporan SGIE menjadi pengingat penting akan tanggung jawab dan peluang besar Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah. Namun, laporan ini juga menunjukkan tantangan: posisi Indonesia dalam sektor makanan halal mengalami penurunan dari peringkat kedua ke peringkat enam.
Laporan SGIE 2024/2025 secara komprehensif menyoroti perkembangan berbagai sektor utama ekonomi dan keuangan syariah dunia, termasuk makanan halal, keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, kosmetik halal, fesyen muslim, hingga farmasi dan media.
IHLC selama ini telah secara konsisten memfasilitasi kolaborasi antara pemangku kepentingan, mendorong literasi publik, dan memperkuat jaringan industri halal Indonesia di tingkat global. Industri halal kini telah berkembang melampaui fondasi keagamaannya dan terintegrasi dalam rantai nilai global, lanskap inovasi, dan agenda pembangunan berkelanjutan. Hadirnya teknologi halal, sistem keterlacakan digital, dan platform sertifikasi cerdas menunjukkan bagaimana teknologi mengubah ekosistem halal.
Murniati Mukhlisin, Founder Sakinah Finance, menyatakan bahwa kehadiran Sakinah Finance dalam peluncuran laporan SGIE ini merupakan bentuk komitmen untuk terus mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah berbasis nilai-nilai keluarga dan keberkahan.
Menurut beliau, data dan insight dari SGIE 2024/2025 sangat relevan untuk dijadikan rujukan dalam memperkuat strategi pembangunan ekonomi umat dari level mikro termasuk global economic megatrends seperti inflasi, krisis keuangan, inovasi teknologi, dan geopolitik.
“Krisis yang disebut dalam laporan ini tidak hanya terjadi pada aspek ekonomi makro, tetapi juga terasa di rumah tangga Muslim. Maka, ekonomi syariah harus hadir sebagai solusi yang menyentuh akar permasalahan mulai dari bagaimana keluarga mengelola rezeki, menabung untuk haji, menyiapkan dana pendidikan, hingga mewariskan harta dengan adil dan syar’i,” ujar Murniati.
Murniati juga menyoroti pentingnya pendekatan spiritualitas dalam sistem ekonomi syariah. “Ekonomi syariah bukan hanya halal dari sisi produk, tetapi juga harus thayyib, serta bermanfaat, adil, dan membawa ketenangan. Inilah yang kami bawa melalui pendekatan Sakinah Finance, dimana keuangan menjadi alat untuk mewujudkan ketahanan keluarga dan kemajuan umat.”
Sementara itu, Nina Rasuan, Ketua UPZ Sobat Syariah, memberikan catatan penting bahwa laporan SGIE ini harus dibaca juga dari kacamata distribusi dan keadilan sosial.
“Zakat, infak, dan sedekah (ZIS) bukan hanya instrumen filantropi, tetapi kekuatan ekonomi riil umat yang selama ini belum sepenuhnya masuk dalam ekosistem industri halal global,” ujar Nina.
Menurutnya, untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia, pengelolaan dana sosial keagamaan harus diperkuat dan dipadukan dengan ekosistem halal dan pemberdayaan UMKM. UPZ Sobat Syariah sendiri telah menginisiasi berbagai program pemberdayaan berbasis dana zakat dan sedekah produktif yang menyasar mustahik produktif, perempuan prasejahtera, dan pelaku usaha mikro.
Sumber:
Humas Sakinah Finance
Leave a Reply