Gagal Mengelola Keuangan berpotensi Sakit Jiwa

Warren Buffet orang terkaya no. 2 di Dunia versi Majalah Forbes mengatakan “If you cannot control your emotion, you cannot control you money.”

Tahukah anda? Masalah terbesar pengelolaan Keuangan Keluarga Indonesia adalah salah menetapkan Prioritas.

Banyak keluarga yang rela bayar mahal demi bisa jalan-jalan ke luar negeri, supaya bisa foto-foto dan Upload di sosial media dan mendapatkan like, comment, dan share.

Rela mengeluarkan budget ratusan juta demi bisa beli tas bermerek, supaya mendapat pengakuan dalam pergaulan sosialita.

Sering khilaf ketika bertemu dengan kata diskon, potongan harga, promo dan cash back. Ketika barang sudah di tangan, baru sadar ternyata barang tersebut tidak terlalu penting.

Asuransi mobil dan rumah sering menjadi prioritas utama. Sementara diri sendiri tidak memperoleh proteksi. Pertanyaannya sejak kapan mobil dan rumah lebih berharga dari diri sendiri?

Jadi bagi anda, yang masih merasa lebih menyayangi mobil, rumah, ataupun barang-barang lainnya, coba deh cek ke psikiater. Jangan-jangan ada yang salah dengan jiwa anda.

Atau mungkin, sebenarnya bukan jiwa Anda yang sakit. Tapi emosi Financial anda yang terganggu. Kalau sudah seperti ini tambah repot lagi.

Oleh karena itu, kita harus memegang penuh kontrol atas diri kita, termasuk kontrol atas pengelolaan keuangan.

“Tapi masalahnya sulit banget.”

Stop katakan sulit, sebenarnya kita bisa mengendalikan emosi kita untuk tidak mengeluarkan uang untuk barang ataupun hal-hal yang tidak menjadi prioritas.

Caranya gimana?”

1. Oke. Pertama mulai susun skala prioritas atau kami menyebutnya dengan Maqashid Syariah. Maqashid Syariah ini merupakan prinsip utama dalam konsumsi yang harus kami ikuti dalam berbelanja atau menggunakan sumber daya keuangan yang dimiliki.

2. Yang kedua Alokasikan pengeluaran sesuai dengan Skala Prioritas. Kami telah membuat aturan sederhana dalam mengalokasikan anggaran belanja:

1. Membayar Kewajiban Hutang
2. Kewajiban Zakat
3. Kebutuhan Pokok Keluarga
4. Biaya Pendidikan
5. Tabungan Dana Pendidikan, dan seterusnya.

Cara-cara di atas akan sangat bermanfaat jika anda melakukannya secara teratur dan diimbangi dengan pengawasan secara continue.

Akan tetapi, menjadi sia-sia jika anda hanya melakukannya sekali atau dua kali tanpa adanya Control dari Ahlinya.Kami ingin membersamai anda semua untuk mengatur pengelolaan keuangan keluarga.

Oleh karena itu, kini kami hadir dalam sebuah platform Kelas Online Sakinah Finance

Kelas Online Sakinah Finance ini akan membahas tuntas tentang Pengelolaan Keuangan Keluarga dari perspektif yang komplit: investasi, tabungan, prioritas belanja, budgeting, perencanaan keuangan, dan tips-tips sederhana yang bisa berdampak besar bagi semakin barokahnya keuangan keluarga.

Jadi bulan November nanti kami akan melaunching Kelas Online Sakinah Finance. Dengan materi berbentuk video. Lalu anda akan berkesempatan berdiskusi dengan saya sambil mengkoreksi laporan dan rencana keuangan yang anda buat.

Rencananya Kelas Online Sakinah Finance akan kita launching senilai Rp 490.000,-

Tapi selama bulan oktober ini kita akan adakan PRE ORDER Kelas Online Sakinah Finance. Jadi anda sudah bisa order dari sekarang, dan dapatkan diskon Rp. 120.000,-

Jadi selama masa Pre Order anda cukup investasi senilai Rp. 370.000,-

Manfaatnya jika anda Pre Order sekarang, anda akan dapatkan diskon khusus dan 2 kali sesi konsultasi keuangan langsung bersama saya dan suami sebelum kelas Online ini Launching.

Bagaimana, Apakah anda tertarik ikut kelas Online ini?

Oh ya satu lagi..

Jika anda memang merasa tidak butuh atau anda tidak ingin tahu bagaimana caranya mengelola keuangan keluarga.

Atau jika anda sudah siap masuk ruangan psikiater. Anda tidak perlu bergabung dengan kami

Tapi jika anda berpikir sebaliknya, silahkan daftarkan diri anda dan hubungi Asisten saya mba Dewi di
http://ceksini.info/wa/mbkdewSF

Salam Sakinah
*Murniati Mukhlisin dan Luqyan Tamanni*

Sakinah FinanceGagal Mengelola Keuangan berpotensi Sakit Jiwa