Menjadi bahagia/sakinah atau tidak, itulah pilhan atau persoalan yang utama.
‘To be or not to be’ adalah kalimat pertama dalam skrip drama Hamlet yang ditulis Shakespeare (Act 3, Scene 1).
‘To be or not to be’ adalah kalimat kegundahan Hamlet tentang hidup dan mati.
Jadi sebenarnya ‘to be, or not to be’, maksudnya, ‘to live, or to die.’
Tanpa harus membaca naskah Shakespeare yang tidak mudah dipahami itu, kita terkadang memang harus dihadapkan pada suatu persoalan mendesak (hidup-mati) untuk bisa berubah.
Pertanyaan krisis eksistensial seperti ini dapat membuka mata untuk putar haluan, atau menjadi manusia yang lebih baik.
Persoalan keuangan juga seperti itu.
Berapa banyak dari kita yang tidak bisa keluar dari kebiasaan buruk. Apakah itu utang, mumbazir, isyraf (berlebihan), f.o.m.o (ikut-ikutan tren), atau kebiasaan lain.
Maka salah satu yang mungkin bisa menyetrum kita untuk berhenti dari kebiasaan buruk adalah shock therapy – terapi kejut yang dipicu oleh pertanyaan, ‘Ini bener mau berubah, atau TIDAK?’
To be a better person, or not. Make up YOUR mind!
Mau jadi baik, atau tidak sih. Putusin SEKARANG!
Yuk, berubah yuk.