Tidak ada asap kalau tidak api, begitu kata pepatah lama. Begitu juga asap polusi yang sudah berminggu kita hirup di sekitar Jakarta. Bahkan Bogor sekalipun indeks pencemaran udaranya juga sudah sangat tinggi.
Banyak teori dan alasan yang disampaikan ke publik, dan yang pasti semua mencari penyebab (kambing hitam) dari polusi yang kita alami sekarang ini.
Namun, selain mencari penyebab asap – yang mungkin ujungnya hanya untuk menyalahkan, akan lebih baik sekiranya akarnya yang dibasmi.
Sama seperti analogi asap, harusnya api yang dipadamkan, bukan membendung asapnya.
Begitu juga masalah keuangan keluarga. Semuanya ada puncaknya.
Masalah keluarga itu minimal ada dua yang utama, yaitu kurang (lack, less) dan hilang (loss).
Kedua masalah ini solusinya juga ada dua, secara umum dan dalam bahasa sederhana, yaitu menambah pendapatan dan aset, serta kedua mengurangi pengeluaran dan utang.
Kedua hal ini memang tidak akan serta merta menghilangkan lack atau loss, namun minimal dengan strategi menambah aset (dan income) serta diimbangi dengan menahan diri dari belanja dan utang, insyaAllah masalah lebih dapat dikawal. Api yang timbul tidak akan besar.
Dengan demikian, asap yang timbul tidak akan sampai menjadi polusi.