Beratnya Mengambil Keputusan

Dalam satu kesempatan ngobrol dengan seorang pengusaha nasional, Tim SF menanyakan kepada beliau tantangan terbesar apa yang pernah dilalui dalam membangun bisnisnya, yang sekarang sudah puluhan perusahaan.

Jawaban beliau adalah saat-saat mengambil keputusan.

Beliau menceritakan beberapa milestones penting dalam perusahaan yang melibatkan pengambilan keputusan hidup-matinya bisnis yang dimiliki. Termasuk yang menarik negosiasi pengambilalihan satu perusahaan dari seorang kerabat rejim Orde Baru – keputusannya deal or no deal dalam kondisi negosiasi berat sebelah.

Namun, yang paling berkesan, beliau menekankan bahwa ketika keputusan sudah diambil – apapun itu, “pelaksanaannya mah mudah, pak Luqy. Yang sulit ketika memutuskan.”

Dan statement serupa ini akan kita dengar dari ramai pemimpin bisnis, kenegaraan, dan leaders lainnya. Baik dalam keadaan normal, business as usual, atau krisis dan genting.

Presiden Habibie misalnya, menukilkan saat-saat genting proses peralihan kekuasaan dari Soeharto kepada beliau tahun 1998, dalam memoir yang sangat menarik. Bahkan judul buku beliau adalah ‘Detik-Detik yang Menegangkan’. Ada keputusan genting yang melibatkan pihak lain yang harus beliau ambil dalam saat-saat menentukan tersebut.

Setelah keputusan diambil, tinggal dijalankan, dan alhamdulillah perlahan kegentingan 1998 berangsur pulih, sebagaimana kita ketahui bersama.

Soal beratnya mengambil keputusan ini, Pak Habibie pernah dalam suatu konferensi pers menyebutkan kalau beliau ‘lonely at the top’. Banyak keputusan penting dan genting hanya Presiden yang memutuskan. Menteri dan aparatus lain hanya menyuplai informasi dan opsi.

Maka tidak heran memang kalau decision making dalam hal keuangan keluarga, atau perusahaan dengan puluhan ribu karyawan, adalah hal tersulit bagi CEO-nya. Apalagi jika keputusan tersebut berpengaruh langsung kepada hidup mati organisasi, atau hajat hidup jutaan orang di sekelilingnya.

#SFdailywisdoms #365tips #SakinahFinance

Admin AnwarBeratnya Mengambil Keputusan