Apa kata kawan-kawan sesama blogger tentang keuangan keluarga? Berikut beberapa cuplikan dari berbagai blog atau website:
Pengusahan kawakan ini mengutip artikel yang dimuat oleh Harian Republika di websitenya:
Palgunadi yang juga Presiden Komisaris Hijrah Institute mengatakan, bagi keluarga muslim, sudah saatnya keuangan keluarga dikelola secara Islami. Sebab, dengan kebutuhan yang makin kompleks, dibutuhkan sebuah sistem yang mampu membentengi seorang muslim dari sifat-sifat yang kurang bermanfaat seperti pemborosan. “Dengan kebutuhan yang kompleks sementara pendapatan terbatas, maka pengaturan keuangan sangat penting guna menghindari hal-hal terburuk,” ujar Palgunadi.
Ahli Ekonomi Islam muda dari SEBI ini memanage sebuah blog yang sangat lugas dan lengkap mengupas berbagai aspek dari Ekonomi Islam dan Muamalah. Diantara tulisan yang sangat beragam, tulisan tentang Zakat sangat informatif dan memberi pencerahan bagi pembaca yang ingin lebih mendalami tentang kewajiban Zakat.
“…Pendapat jalur tengah yang menurut penulis lebih maslahat yaitu mengeluarkan zakat dari bruto dengan mengacu pada pendapat tentang nishab yaitu pertanian siap saji atau nishab minimum Rp. 2.612.000 dengan asumsi harga beras Rp. 4.000,-. Atau pendapat dengan nishab emas dengan ditambahkan factor kebutuhan hidup standar PBS sehingga nilai nishabnya adalah Rp. 2.632.485 atau dibulatkan menjadi Rp. 2.633.000,-“
Praktisi perbankan syariah yang sangat aktif dalam diskursus Ekonomi Islam, baik melalui Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) maupun tulisan-tulisan. Salah satunya membahas pentingnya pengaturan keuangan keluarga.
“…Sebuah perencanaan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran yang bebas dari bunga yakni perencanaan keuangan yang lalulintas transaksi keuangannya memakai system perbankan syariah. Dengan memakai system perbankan syariah sebuah keluarga bisa membuat perencanaan keuangan yang lebih pasti dibandingkan dengan memakai system bunga.”
Kalau Anda punya link lain yang layak ditampilkan, silahkan mengisi kolom Komentar di bawah ini.
0 comments
Join the conversationArya - September 24, 2009
Gabaimana Cara Menjadi Suami Yang Baik Menurut Ajaran Agama Islam?
apri - January 20, 2011
Assalamu’alaikum
kepada sakinafinance, saya mau tanya :
dalam konteks rumah tangga yg islami,
apakah anda sependapat dengan gambar struktur keluarga berikut http://posterous.com/getfile/files.posterous.com/riyantosuwito/R81qWGMsMwCOyfegYJENthKzuM7ydDsJbSKok7t94ItnHyXHLgzcsBgbqNQH/clip_image001.gif
menurut saya, kesannya kepala rumah tangga mendominasi (otoriter-menguasai-menghilangkan konsep musyawarah) dalam rumah tangganya. bisa jadi dlm pengelolaan keuangnya (suami pemegang sepenuhnya keuangan dan istri yg membelanjakan).
apri - January 20, 2011
Assalamu’alaikum
kepada sakinafinance, saya mau tanya :
dalam konteks rumah tangga yg islami,
apakah anda sependapat dengan gambar struktur keluarga berikut http://posterous.com/getfile/files.posterous.com/riyantosuwito/R81qWGMsMwCOyfegYJENthKzuM7ydDsJbSKok7t94ItnHyXHLgzcsBgbqNQH/clip_image001.gif
menurut saya, kesannya kepala rumah tangga mendominasi (otoriter-menguasai-menghilangkan konsep musyawarah) dalam rumah tangganya. bisa jadi dlm pengelolaan keuangnya (suami pemegang sepenuhnya keuangan dan istri yg membelanjakan).
SakinaFinance - June 10, 2011
Assalamu’alaikum. Terima kasih sudah mengunjungi laman blog kami.
Saya yakin setiap keluarga mempunyai pandangan yang relatif berlainan mengenai bagaimana ‘struktur organisasi’ keluarganya masing-masing. Perbedaan ini tentu karena disebabkan visi-misi-strategi masing-masing keluarga berbeda-beda. Menurut hemat kami suami istri adalah partners dan karenanya pola manajemennya tidak hierarkis, tapi konsultatif.
Namun, posisi suami sebagai kepala rumah tangga tetap harus jelas sebagai Chief Executive, karena memang itu amanah ikatan perkawinan. Bukankah diakhirat yang diminta pertanggungjawaban terhadap semua perbuatan anggota keluarga adalah suami/ayah?! Ini mungkin pendapat kami, semoga berkenan.
Luqyan