“Not even God himself could sink this ship”.
Ini adalah ucapan kru sebuah kapal pesiar kepada pihak media, yang meliput pelepasan kapal raksasa tersebut, pada 31 Mei 1912 di pelabuhan Southampton, UK. Dan kita semua tahu nasib nahas yang kemudian menimpa kapal legendaris tersebut. Iya, ini adalah kisah arogansi awak kapal Titanic. Bahkan para insinyur yang membangun kapal tersebut menyebutnya ‘unsinkable’.
Dan kita semua tahu ujung dari arogansi tingkat dewa ini.
Ironisnya, tahun 2023, kapal selam mini yang didesain untuk menyelam ke laut dalam – khususnya untuk melihat bangkai kapal Titanic, juga mengalami nahas serupa. Lima orang yang ikut eskpedisi dalam kapal selam Titan ini tewas.
Yang lebih mengenaskan, pemilik kapal selam the Titan secara jelas mengabaikan berbagai concern banyak pihak terkait risiko yang akan dihadapi. Stockton Rush, CEO Ocean Gate, mengklaim kapal selamnya “pretty much invulnerable”.
Bahkan, dia mengabaikan risiko keselamatan sekalipun, “At some point, safety is just pure waste. If you just want to be safe, don’t get out of bed….I think I can do this just as safely by breaking the rules.”
Dalam hidup ini memang perlu optimis, dan motivasi yang tinggi. Namun bukan dengan sikap arogan.
Dalam bisnis, bermasyarakat, mengelola keuangan, dan berbagai aspek lainnya, arogansi adalah virus atau tumor yang mematikan. Dan virus ini harus dimusnahkan dari sejak masih jinak dan kecil. Jika sudah tidak terkendali, maka hasilnya hanya keburukan. Semoga kita bisa menghindarinya.
Sahabat Sakinah yang baik, mari kita jaga hati kita supaya tidak hadir sikap sombong, arogan, dan penyakit hati lainnya. Yuk, insyaAllah bisa.